Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang
tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae), misalnya
jagung (Zea mays L.). Umumnya batang
memperlihatkan percabangan, entah banyak entah sedikit
Cara
percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan,
yaitu:
- Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas. Karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.).
- Percabangan simopodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras zapota L.).
- Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kalai menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleicenia linearis clarke).
a. Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh
merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh
akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat
terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi
dalam dua macam :
1.
Merayap di atas
tanah, misalanya pada daun kaki kuda (Centella
asiatica Urb.) dan arbe (Fragraria
vesca L.),
2.
Merayap di dalam
tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus
L.), kentang (Solanum tuberosum L.).
b. Wiwilan
atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan
ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau
kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (coffea sp) dan pohon coklat (Theobroma
cacao L).
c.
Sirung panjang (Virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan
pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada
cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering
disebut pula cabang yang mandul (steril).
d.
Sirung pendek (Virgula atau Virgula
sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang
selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat
menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang
subur (fertil).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk
sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya
sudut ini, maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti
berikut :
a.
Tegak (fastigiatus),
yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh
cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya
hampir sejajar dengan batang pokoknya, miaslnya wiwilan pada kopi (Coffea sp).
b.
Condong ke atas
(patens), jika cabang dengan batang
pokok membentuk sudut kurang lebih 45o, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
c.
Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
sebesar kurang lebih 90oC, misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn).
d.
Terkulai (decilinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi
ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
e.
Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya
cabang-cabang tertentu pada Salix.
Mengenal
soal batang, selain yang telah diuraikan di muka, ada bermacam-macam tumbuhan
yang mempunyai pangkal batang di dalam tanah, yang dapat merupakan suatu alat
untuk menahan kala yang buruk. Tumbuhan yang mempunyai batang yang demikian
itu, dalam musim buruk, misalnya di daerah panas dalam musim kering (di daerah
iklim sedang dalam musim dingin), bagian yang di atas tanah seringkali mati,
tetapi bagian yang di dalam tanah tetap hidup, dan jika musim baik telah tiba,
akan bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalam tanah
berguna untuk mengurangi kala yang buruk itu disebut: Caudex, terdapat misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L), klembak
(Rheum officinale B).
Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang
menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk,
dapat diketahui bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena
kalau batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhan seringkali
dibeda-bedakan menurut panjang atau pendek umurnya, yaitu dalam :
1.
Tumbuhan annual
(annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya
pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak dapat
mencapai umur setahun. Dalam golongan ini termasuk bermacam-macam tanaman yang
di dunia pertanian terkenal sebagai tanaman palawija, misalnya jagung (Zea
mays L.), kedele (Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogaea
L.), dll. Untuk menunjukkan sifat
ini, dalam buku-buku pelajaran dicantumkan tanda O di belakang nama
tumbuhannya.
2.
Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai tumbuh
sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun. Sifat ini
sering ditunjukkan dengan tanda O atau O O, misalnya biet (Beta vulgaris L.),
digitalis (Digitalis purpurea L.).
3.
Tumbuhan menahun atau
tumbuhan keras, yaitu yang dapat
mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat
mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon dan semak-semak,
sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus, yaitu tanda 21, sedang
untuk tanda terna (herba) yang
berumur panjang, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter, yaitu tanda
X. Terna yang berumur panjang biasanya mempunyai bagian di bawah tanah yang
selalu hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya:
empon-empon (Zingiberaceae).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar