Larutan buffer.
Banyak
proses-proses biologi dan kimia yang memerlukan medium dengan pH yang tetap
atau hanya sedikit sekali berubah dengan sedikit penambahan asam atau basa.
Untuk ini dipergunakan larutan buffer. Buffer merupakan media yang sangat
penting dalam berbagai percobaan biokimia. Semua reaksi biokimia terutama yang
melibatkan enzim membutuhkan pH yang sangat tertentu. Bila pH berubah sedikit
saja maka reaksi akan terhenti atau menghasilkan produk yang tidak diharapkan.
Di dalam sel, jaringan atau organ, pH bervariasi dari suatu bagian kecil ke
bagian lainnya di dalam sel aataupun di dalam organel.
Kemampuan
suatu larutan untuk mempertahankan pH disebabkan oleh campuran asam lemah,
seperti asam asetat dengan garamnya (garam natrium asetat), maka larutan
tersebut kan mengandung asam lemah (HA) dan basa konyugate (A-).
Larutan ini kemudian disebut larutan buffer. Bila ke dalam larutan buffer
ditambahkan asa, (H+), maka asam itu akan dinetralkan oleh basa
konyugatnya (A-).
Bila
basa (OH-) ditambahkanke dalam larutan buffer, maka basa tersebut
akan dinetralkan oleh asam lemah (AH).
Jadi
dalam kedua kasus penambahan di atas tidak terjadi penambahan konsentrasi H+ maupun OH-.. akibatnya, pH
larutan pun tidak berubah.
Larutan
buffer yang paling efektif adalh larutan yang mengandung asam (HA) dan basa
konyugate (A-) dalam konsentrasi yang sama. Secara umum, efektif pH
berada di antara pKa ± 1 unit pH.
Banyaknya
senyawaan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan buffer dengan suatu pH dan
kekuatan ion tertentu dapat dihitung berdasarkan pada persamaan
Henderson-Hasselbatch:
Namuh demikian, dalam praktek biokimia, hal ini dapat dilakukan dengan membuat larutan stok dengan molaritas tertentu kemudian mencampurkannya sambil mengawasi perubahan pH-nya dengan pH meter. Bila pH yang dikehendaki tealh dicapai maka penambahan salah satu larutan dapat dihentikan.
Namuh demikian, dalam praktek biokimia, hal ini dapat dilakukan dengan membuat larutan stok dengan molaritas tertentu kemudian mencampurkannya sambil mengawasi perubahan pH-nya dengan pH meter. Bila pH yang dikehendaki tealh dicapai maka penambahan salah satu larutan dapat dihentikan.
Tabel campuran larutan buffer
Komponen
|
Interval pH yang
berguna
|
Glisine + dlisin
hidroklorida
|
1,0 – 3,7
|
Asam ftalat +
kalium ftalat asam
|
2,2 -3,8
|
Asam asetat +
natrium asetat
|
3,7 -5,6
|
Mononatrium
fosfat +dinatrium fosfat
|
5,8 – 8,0
|
Asam borat +
boraks
|
6,8 – 9,2
|
Boraks + natrium
hidroksida
|
9,2 – 11,0
|
Dinatrium fosfat
+ trinatrium fosfat
|
11,0 – 12,0
|
Keefektifan suatu larutan penyangga
dalam menahan perubahan pH per satuan asam atau basa kuat yang ditambahkan,
mencapai nilai maksimumnya ketika rasio asam penyangga terhadap garam adalah
satu. Dalam titrasi asam lemah, titik maksimum keefektifan ini dicapai bila
asam tersebut ternetralkan separuh, atau pH = pKa. Ini bisa terlihat dari
perhitungan berikut :
Contoh : hitung
kemiringan kurva titrasi untuk asam lemah HA yang ditritrasi dengan OH-
dan tentukan nilai minimumnya. Dengan a = mmol HA awal dan b = mmol OH- tambahan,
maka
Di mana v adalah
volume larutan.
dan diferensial,
didapatkan kemiringannya adalah
Untuk menentukan
nilai minimum kemiringan, turunkan persamaan di atas dan samakan dengan nol,
Jadi, [HA] = [A-], dan pada titik ini pH = pKa.
pH Meter.
Pengukuran
pH suatu larutan pada dasarnya adalah pengukuran perbedaan potensial dari dua elektroda
yang dimasukkan ke dalam larutan. Perbedaan potensial ini senantiasa
dipengaruhi oleh temperatur, sehingga pH juga dipengaruhi oleh temperatur.
Pada
pH meter modern, kedua elektroda sudah digabungkan menjadi satu unit (batang).
Perhatian harus diberikan kepada larutan KCl pada bagian atas batangan tersebut
(elektroda referensi). Larutan tersebut harus ditambahkan bila sudah berkurang.
Elektroda
harus selalu dibilas dengan air sesudah dan sebelum digunakan. Bila tidak
digunakan, elektroda harus dimasukkan ke dalam larutan buffer (pH netral). Bila
digunakan untuk mengukur cairan yang mengandung protein atau pati yang tinggi,
maka pencucian dengan air hangat akan mempermudah pembersihan.
Pengukuran
pH dimulai dengan menghidupkan peralatan pH meter. Setelah elektroda
dibersihkan dengan menyemprotkan air destilasi, elektroda tersebut dapat dikeringkan
dengan kertas tissue. Selanjutnya pH meter harus dikalibrasi dengan larutan
buffer standar sebelum digunakan. Setelah elektroda dibenamkan ke dalam larutan
maka larutan harus digerakkan dengan batangan magnet dan stirer atau dengan
mengaduk larutan dengan elektroda secara teratur dalam bejana. Setelah nilai pH
sudah stabil pada pH meter, nilai pH dapat dicatat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar