Sabtu, 20 Agustus 2011

Chepalochordata


Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana berbentuk seperti cacing (Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia. Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu:
1.      Sub Phylum Hemichordata (hemi = setengah)
2.      Sub Phylum Urochordata (oura = ekor)
3.      Sub Phylum Cephalochordata (Chepale = kepala)
4.      Sub Phylum Vertebrata
Sub Phylum Cephalochordata
Cephalochordata (Chepale = kepala)
Cephalochordata merupakan hewan yang sangat penting dan besar artinya dalam perkembangan anatomi perbandingan dan hubungan kekerabatan chordata.
Pada awalnya, tahun 1744 cephalochordata dikelompokkan sebagai mollusca, dan baru 60 tahun kemudian oleh Gabriel Costa digolongkan sebagai ikan. Namun akhirnya direvisi sebagai kelompok hewan yang dalam perjalanan evolusinya merupakan penghubung antara avertebrata dengan vertebrata.
Dengan sekitar dua puluh lima spesies yang mendiami laut tropis dan subtropis yang dangkal, Cephalochordata adalah cabang yang sangat kecil dari kerajaan hewan. Sub phylum ini terdiri atas sebuah klas Cephalochorda yang terdiri atas 2 famili yaitu: (1) Branchiostomidae dan (2) Amphioxidae. Famili Branchiostomidae terdiri atas 2 genera yakni Amphioxus dan Symetron. Sebagai contoh untuk pembahasan yaitu ikan Lancelet, yang dalam bahasa ilmiah disebut Branchiostoma lanceolatum atau Amphioxus lanceolatus
Cephalochordata atau Acrania, biasa disebut lancelet, merupakan hewan benthik yang hidup dalam pasir pantai yang dangkal, dan hanya kepalanya yang tersembul di atas permukaan pasir . Lancelet dapat pindah dari lubangnya dan berenang dengan cepat dalam jarak pendek seperti belut. Dinding tubuh lancelet transparan dan berwarna kesumba (pink), sehingga dalam keadaan hidup, organ-organ dalamnya tampak jelas.
Branchiostoma tidak mempunyai kepala yang terpisah, mempunyai otak, mata, alat pendengar, atau belum berahang, bersaraf, dan bersistem peredaran darah yang berpola seperti ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia. System pencernaan makanan seperti sistem pencernaan oleh vertebrata pada umumnya. Tetapi alat ingesti mirip Tunicata. Pada fase yang sama Branchiostoma mempunyai mekanisme alat ekskresi seperti protobranchia lainnya, tidak seperti Echinodermata, tetapi anehnya seperti pada Cacing pipih, Molusca, dan Annelida. Branchiostoma menunjukkan perkembangan notochord, cekungan batang saraf, dan celah insang pada hewan dewasa maupun pada larvanya. Walaupun Branchiostoma tampak primitive, tetapi berdasar kenyataan berhasil mendiami seluruh pantai laut muka bumi. Salah satu spesies banyak dijual di pasar ikan di Cina.
Klasifikasi Cephalochordata
Scientific Classification
§  Kingdom         : Animalia
§  Phylum            : Chordata
§  Subphylum     : Cephalochordata
§  Class                : Leptocardii
§  Order               : Amphioxiformes
§  Families          : Asymmetronidae
                               Branchiostomidae                             

I.                   Anatomi
       Gambar 1.  bentuk umum lancelet.
Tubuh dapat dibagi menjadi kepala, badan dan ekor . Kepala terdiri atas rostrum, mulut dan oral cirri. Rostrum seperti moncong, terdapat di ujung anterior, berfungsi untuk menyingkirkan pasir saat menggali lubang. Mulut dikelilingi oral cirri, yaitu rangkaian tonjolan panjang-panjang sebagai alat indra. Badan yang besar dari setengahnya terisi oleh pharynx dan gonad. Pada sisi latero-ventral badan terdapat lipatan metapleura. Tubuh dilapisi epidermis, tanpa kutikula maupun tunic.
Sebagai anggota dari filum chordate, lancelet maupun notochord yang terletak sepanjang tubuh, benang saraf bolong sepanjang tubuh, tetapi tidak melebar membentuk otak, ekor terletak di belakang anus, dan pharynx besar dengan celah insang berpasangan.
Cephalochordata merupakan kelompok coelomata yang beruas-ruas seperti annelid dan vertebrata. Tubuh cephalochordata yang beruas-ruas tampak jelas dari otot renang yang tersusun sepanjang badan, sebanyak 50 sampai 76 unit, berbentuk V, disebut myomere (“ruas otot”), yang terletak pada kedua sisi tubuh (Gambar A dan B). Masing-masing myomere dibatasi oleh myosepta.
II.                Sistem pencernaan
Sistem pencernaan amphioxus mirip hemichordata, urochordata dan vertebrata primitif. Cara makan lancelet ialah dengan menelan partikel bahan organic yang terbawa air masuk melalui mulut yang lebar.
Gambar 2. Potongan membujur kepala cephalochordata pada umumnya.
 Gambar 3. Posisi seekor Amphioxus dalam substrat pasir pada saat makan.
Oral cirri sekitar mulut merupakan saringan kasar untuk mencegah masuknya partikel-partikel besar ke dalam rongga mulut. Vestibule (rongga mulut) pendek, berfungsi untuk mempercepat aliran air dari mulut ke pharynx. Di antara vestibule dan pharynx terdapat velum yang dilengkapi otot sphincter (sphincter muscle) dan sel indera.
Pharynx Amphioxus panjang dan lebar, dilengkapi 180 pasang celah insang atau lebih, dan dikelilingi atrium. Cilia lateral pada celah insang mengalirkan air dari pharynx ke atrium, sedangkan cilia frontal pada insang dan penyangga insang (tongue bars) mengalirkan butir-butir mineral yang tidak dapat dicerna akan dialirkan ke usus posterior dan dibuang melalui anus.
III.             Fisiologi
Interaksi satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat myomer itu. Bila kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari canial ke caudal dan berganti-ganti kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari tubuh cranial ke caudal.
IV.             Embryologi
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di datran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ectoderm terdapat cilia. Kemudian seperti halnya pada Urochordata, ectoderm di sebelah dorsal, cranial dan gastropopus, menjadi lamina medullaris.
V.                Alat ekskresi
Prinsip alat ekskresi sebanyak 40 pasang dapat dijumpai berwujud sebagai bentuk modifikasi nephredia yang terletak di atas pharynx yang mempunyai hubungan dengan rongga coelom. Masing-masing nephredium merupakan saluran yang bengkok terdiri atas bagian muka yang vertikal dan bagian belakang yang horizontal. Bagian vertical berujumg dengan sekelompok besar solenocyt (sel api), sedang bagian horizontal dengan sekelompok kecil sel api. Alat ekskresi ini merupakan tipe yang dekat dengan nephredium yang tertutup sebelah-dalamnya seperti pada Polychaeta dan kelompok invertebrate lainnya.
Pada tiap ruas myomere di daerah insang terdapat sepasang nephridia. Tiap nephridium terdiri atas sekumpulan podocytes yang dihubungkan dengan sebuah tubule bercilia (nephridioduct) ke atrium.
VI.             Reproduksi
            Semua cephalochordata dioecious, pembuahan di luar. Tergantung jenisnya, letak dan jumlah gonad bervariasi. Pada Branchiostoma terdapat 26 pasang gonad, sedangkan pada Asymmetron dan Epygonichthys letak gonad hanya pada bagian kanan tubuh, gamet dilepas ke air melalui atriopore. Zigot tumbuh menjadi coeloblastula, kemudian menjadi gastrula. Larva sangat kecil, mirip larva ikan (fishlike silver); dan tidak mempunyai oral cirri, atrium maupun sirip dorsal dan ventral; hanya terdapat sirip ekor.
Bentuk tubuh larva asimetris, mulut yang besar terletak di sisi kiri kepala dan insang di sisi kanan. Selama mengalami metamorfosa yang bertahap, mulut larva menjadi velum, demikian pula pembentukan organ-organ lain seperti bentuk mulut dan oral cirri seperti pada yang dewasa, sehingga menjadi bentuk simetri bilateral. Selama stadia larva hidup sebagai plankton, sedangkan yang dewasa sebagai benthos.

VII. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah sudah berkembang biak, terdiri atas arteri, pembuluh vena dan pembuluh kapiler, namun tidak ada jantung yang khusus. Darah tidak berwarna, berisi sedikit sel, diedarkan oleh otot pada dinding pembuluh darah.
Darah dalam pembuluh kapiler insang, tempat terjadinya penukaran gas, mengalir ke sepasang aorta dorsal, kemudian menuju posterior menjadi satu pada sebuah aorta caudal. Aorta caudal mengalirkan darah ke tiga buah arteri yang masing-masing menuju pembuluh kapiler dalam myosepta, kapiler dalam atrium dan gonad, kapiler dalam dinding usus. Pada dasarnya, darah dari pembuluh kapiler dalam organ-organ tersebut kembali ke insang melalui dua pembuluh vena kardinal.
VIII.       Alat sensoris khusus
Pada permukaan bagian interior dari otak terdapat bagian lekukan yang bersilia yang terkenal sebagai celah kolliker. Bagian ini terbuka di sebelah kiri terus ke rongga hidung yang diduga sebagai alat pembau. Pada larva, rongga ini berhubungan dengan nerocoel terus ke neuroporus.
Titik pigmen yang terdapat di sebelah muka dinding otak yang biasanya disebut “mata otak”. Walaupun alat itu belum mempunyai lensa bagian lainnya, percobaan menunjukkan bahwa alat itu tidak peka terhadap sinar. Fakta menunjukkan bahwa yang terletak pada ujung tubuh berpigmen, yang mencuat ketika hewan ini menguburkan diri dalam pasir. Bagian tubuh yang berpigmen itu melindungi tubuh terhadap penetrasi sinar secara vertikal dengan jalan meneruskan sinar pada fotoreseptor ke pusat saraf.
Belum terdapat bukti yang dapat dilacak menunjukkan sebagai alat pendengar, walaupun pada cirri mulut terdapat sel sensoris yang peka terhadap sentuhan, tetapi mungkin berfungsi lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar