Hewan yang termasuk chordata adalah
semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana
berbentuk seperti cacing (Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia. Phylum
chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu:
1. Sub Phylum Hemichordata (hemi =
setengah)
2. Sub Phylum Urochordata (oura =
ekor)
3. Sub Phylum Cephalochordata (Chepale =
kepala)
4. Sub Phylum Vertebrata
Sub Phylum Cephalochordata
Cephalochordata (Chepale = kepala)
Cephalochordata merupakan hewan yang
sangat penting dan besar artinya dalam perkembangan anatomi perbandingan dan
hubungan kekerabatan chordata.
Pada awalnya, tahun 1744 cephalochordata
dikelompokkan sebagai mollusca, dan baru 60 tahun kemudian oleh Gabriel Costa
digolongkan sebagai ikan. Namun akhirnya direvisi sebagai kelompok hewan yang
dalam perjalanan evolusinya merupakan penghubung antara avertebrata dengan
vertebrata.
Dengan sekitar dua puluh lima spesies
yang mendiami laut tropis dan subtropis yang dangkal, Cephalochordata adalah
cabang yang sangat kecil dari kerajaan hewan. Sub phylum ini terdiri atas sebuah klas
Cephalochorda yang terdiri atas 2 famili yaitu: (1) Branchiostomidae dan (2)
Amphioxidae. Famili Branchiostomidae terdiri atas 2 genera yakni Amphioxus dan Symetron. Sebagai contoh untuk pembahasan yaitu ikan Lancelet, yang
dalam bahasa ilmiah disebut Branchiostoma
lanceolatum atau Amphioxus
lanceolatus
Cephalochordata atau Acrania, biasa
disebut lancelet, merupakan hewan benthik yang hidup dalam pasir pantai yang
dangkal, dan hanya kepalanya yang tersembul di atas permukaan pasir .
Lancelet dapat pindah dari lubangnya dan berenang dengan cepat dalam jarak
pendek seperti belut. Dinding tubuh lancelet transparan dan berwarna kesumba
(pink), sehingga dalam keadaan hidup, organ-organ dalamnya tampak jelas.
Branchiostoma tidak mempunyai kepala
yang terpisah, mempunyai otak, mata, alat pendengar, atau belum berahang,
bersaraf, dan bersistem peredaran darah yang berpola seperti ikan, amfibi,
reptil, burung dan mamalia. System pencernaan makanan seperti sistem pencernaan
oleh vertebrata pada umumnya. Tetapi alat ingesti mirip Tunicata. Pada fase
yang sama Branchiostoma mempunyai mekanisme alat ekskresi seperti protobranchia
lainnya, tidak seperti Echinodermata, tetapi anehnya seperti pada Cacing pipih,
Molusca, dan Annelida. Branchiostoma menunjukkan perkembangan notochord,
cekungan batang saraf, dan celah insang pada hewan dewasa maupun pada larvanya.
Walaupun Branchiostoma tampak primitive, tetapi berdasar kenyataan berhasil
mendiami seluruh pantai laut muka bumi. Salah satu spesies banyak dijual di
pasar ikan di Cina.
Klasifikasi
Cephalochordata
Scientific
Classification
|
§ Subphylum : Cephalochordata
§ Class : Leptocardii
§
Order
: Amphioxiformes
|
I.
Anatomi
Gambar 1. bentuk umum lancelet.
Tubuh dapat dibagi menjadi kepala,
badan dan ekor . Kepala terdiri atas rostrum, mulut dan oral
cirri. Rostrum seperti moncong, terdapat di ujung anterior, berfungsi untuk
menyingkirkan pasir saat menggali lubang. Mulut dikelilingi oral cirri, yaitu
rangkaian tonjolan panjang-panjang sebagai alat indra. Badan yang besar dari
setengahnya terisi oleh pharynx dan gonad. Pada sisi latero-ventral badan
terdapat lipatan metapleura. Tubuh dilapisi epidermis, tanpa
kutikula maupun tunic.
Sebagai anggota dari filum chordate,
lancelet maupun notochord yang terletak sepanjang tubuh, benang saraf bolong
sepanjang tubuh, tetapi tidak melebar membentuk otak, ekor terletak di belakang
anus, dan pharynx besar dengan celah insang berpasangan.
Cephalochordata merupakan kelompok
coelomata yang beruas-ruas seperti annelid dan vertebrata. Tubuh cephalochordata
yang beruas-ruas tampak jelas dari otot renang yang tersusun sepanjang badan,
sebanyak 50 sampai 76 unit, berbentuk V, disebut myomere (“ruas otot”), yang terletak
pada kedua sisi tubuh (Gambar A dan B). Masing-masing myomere dibatasi oleh
myosepta.
II.
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan amphioxus mirip
hemichordata, urochordata dan vertebrata primitif. Cara makan lancelet ialah
dengan menelan partikel bahan organic yang terbawa air masuk melalui mulut yang
lebar.
Gambar 2. Potongan membujur kepala cephalochordata
pada umumnya.
Gambar 3. Posisi seekor Amphioxus dalam
substrat pasir pada saat makan.
Oral cirri sekitar mulut merupakan
saringan kasar untuk mencegah masuknya partikel-partikel besar ke dalam rongga
mulut. Vestibule (rongga mulut) pendek, berfungsi untuk mempercepat aliran air
dari mulut ke pharynx. Di antara vestibule dan pharynx terdapat velum yang
dilengkapi otot sphincter (sphincter muscle) dan sel indera.
Pharynx Amphioxus panjang dan lebar, dilengkapi 180 pasang celah insang
atau lebih, dan dikelilingi atrium. Cilia lateral pada celah insang mengalirkan
air dari pharynx ke atrium, sedangkan cilia frontal pada insang dan penyangga
insang (tongue bars) mengalirkan butir-butir mineral yang tidak dapat dicerna
akan dialirkan ke usus posterior dan dibuang melalui anus.
III.
Fisiologi
Interaksi satu myomer, menyebabkan
badan membengkok pada tempat myomer itu. Bila kontraksi myomer-myomer itu
terjadi berturut-turut dari canial ke caudal dan berganti-ganti kanan dan kiri,
terjadi gerakan mengelombang dari tubuh cranial ke caudal.
IV.
Embryologi
Fertilisasi berlangsung extern.
Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi
micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk
blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh karena
adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula berbentuk seperti
piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus mengecil dan
terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di datran yang akan menjdi
dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan menjadi dataran
ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ectoderm terdapat cilia. Kemudian
seperti halnya pada Urochordata,
ectoderm di sebelah dorsal, cranial dan gastropopus, menjadi lamina medullaris.
V.
Alat ekskresi
Prinsip alat ekskresi sebanyak 40
pasang dapat dijumpai berwujud sebagai bentuk modifikasi nephredia yang
terletak di atas pharynx yang mempunyai hubungan dengan rongga coelom.
Masing-masing nephredium merupakan saluran yang bengkok terdiri atas bagian
muka yang vertikal dan bagian belakang yang horizontal. Bagian vertical berujumg
dengan sekelompok besar solenocyt (sel api), sedang bagian horizontal dengan
sekelompok kecil sel api. Alat ekskresi ini merupakan tipe yang dekat dengan
nephredium yang tertutup sebelah-dalamnya seperti pada Polychaeta dan kelompok
invertebrate lainnya.
Pada tiap ruas myomere di daerah
insang terdapat sepasang nephridia. Tiap nephridium terdiri atas sekumpulan
podocytes yang dihubungkan dengan sebuah tubule bercilia (nephridioduct) ke
atrium.
VI.
Reproduksi
Semua
cephalochordata dioecious, pembuahan di luar. Tergantung jenisnya, letak dan
jumlah gonad bervariasi. Pada Branchiostoma terdapat 26 pasang gonad, sedangkan
pada Asymmetron dan Epygonichthys letak gonad hanya pada
bagian kanan tubuh, gamet dilepas ke air melalui atriopore. Zigot tumbuh
menjadi coeloblastula, kemudian menjadi gastrula. Larva sangat kecil, mirip
larva ikan (fishlike silver); dan tidak mempunyai oral cirri, atrium maupun
sirip dorsal dan ventral; hanya terdapat sirip ekor.
Bentuk tubuh larva asimetris, mulut
yang besar terletak di sisi kiri kepala dan insang di sisi kanan. Selama
mengalami metamorfosa yang bertahap, mulut larva menjadi velum, demikian pula
pembentukan organ-organ lain seperti bentuk mulut dan oral cirri seperti pada
yang dewasa, sehingga menjadi bentuk simetri bilateral. Selama stadia larva
hidup sebagai plankton, sedangkan yang dewasa sebagai benthos.
VII. Sistem peredaran darah
VII. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah sudah berkembang biak,
terdiri atas arteri, pembuluh vena dan pembuluh kapiler, namun tidak ada
jantung yang khusus. Darah tidak berwarna, berisi sedikit sel, diedarkan oleh
otot pada dinding pembuluh darah.
Darah dalam pembuluh kapiler insang, tempat
terjadinya penukaran gas, mengalir ke sepasang aorta dorsal, kemudian menuju
posterior menjadi satu pada sebuah aorta caudal. Aorta caudal mengalirkan darah
ke tiga buah arteri yang masing-masing menuju pembuluh kapiler dalam myosepta,
kapiler dalam atrium dan gonad, kapiler dalam dinding usus. Pada dasarnya,
darah dari pembuluh kapiler dalam organ-organ tersebut kembali ke insang
melalui dua pembuluh vena kardinal.
VIII. Alat
sensoris khusus
Pada permukaan bagian interior dari otak terdapat bagian
lekukan yang bersilia yang terkenal sebagai celah kolliker. Bagian ini terbuka
di sebelah kiri terus ke rongga hidung yang diduga sebagai alat pembau. Pada
larva, rongga ini berhubungan dengan nerocoel terus ke neuroporus.
Titik pigmen yang terdapat di sebelah muka dinding
otak yang biasanya disebut “mata otak”. Walaupun alat itu belum mempunyai lensa
bagian lainnya, percobaan menunjukkan bahwa alat itu tidak peka terhadap sinar.
Fakta menunjukkan bahwa yang terletak pada ujung tubuh berpigmen, yang mencuat ketika
hewan ini menguburkan diri dalam pasir. Bagian tubuh yang berpigmen itu
melindungi tubuh terhadap penetrasi sinar secara vertikal dengan jalan
meneruskan sinar pada fotoreseptor ke pusat saraf.
Belum terdapat bukti yang dapat dilacak menunjukkan
sebagai alat pendengar, walaupun pada cirri mulut terdapat sel sensoris yang
peka terhadap sentuhan, tetapi mungkin berfungsi lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar